Sabtu, 01 Desember 2018

The Hope of The World




Tulisan ini aku persembahkan untuk Allah, Sang Pemilik Pelayanan ini. 
Terimakasih untuk kasih-Mu tiada henti.

Jika aku boleh jujur, maka hatiku hanya ingin berkata ' Terimakasih Yesus, untuk kejadianku. Dahsyat dan Ajaib apa yang Kau buat dan akupun menyadarinya '. 

Bahwasanya ini bukan tentang aku atau mereka, melainkan Dia. Sang Pemilik hati setiap manusia yang percaya kepada-Nya. Sungguh bukan karena kuatku, tapi Allah telah mengendalikannya untukku, dan kita semua dari masa ke masa. Dia tetap sama kemarin, hari ini, esok, dan sampai selamanya.

Sejujurnya, untuk berdiri di depan sana bukanlah kemampuanku, tapi Tuhan mampukan untuk melakukannya. Sungguh dalam +/- 2 bulan masa persiapan aku sangat bergumul untuk berjuang menjadi MC Ibadah Perayaan Natal kali ini, padahal sebelumnya sudah biasa menjadi MC diberbagai kesempatan dan acara. Bahkan ini mungkin kali ke-3 aku nge-MC diacara Natal. Tapi ada rasa TIDAK LAYAK dalam hatiku ketika disharingkan untuk menjadi MC saat itu yang terus menghantuiku waktu demi waktu. Minder juga sempat , karena berfikir siapa aku yang akan memimpin Ibadah Raya Natal ini ya Tuhan ? (aku masih merasa lemah, kecil, pendosa). 

Hingga, waktu demi waktu membawaku untuk terus mempersiapkan diri. Persiapan demi persiapan seperti biasanya kita latihan, kontak doa, puasa, melekat dengan firman. Sempat satu waktu, menjelang hari H hujan begitu derasnya, dan malam hampir larut aku harus balik sendirian. Jarak dari Sekre (tempat latihan) menuju Kos itu +/- 30menitan dengan separuh basah sepanjang jalan aku bergumam "Ya Tuhan, punyaMulah pelayanan ini, ber-otoritaslah dalam kami terlebih aku. Kau tahu aku, cacat lemahnya hidupku. Hingga waktunya tiba nanti, bukan aku yang berkata-kata melainkan Engkau yang berkata-kata melalui aku" kalimat itu berulang-ulang aku ucapkan setiap kali aku mengingat akan perayaan ini. 

Hingga masa GR pun datang, aku tetap merasa tidak Percaya Diri dengan diriku ( Tuhan bagaimana mungkin Selli yang pendek ini nge-MC di ibadah raya ini? Bagaimana mungkin Selli yang suaranya cempreng, gakenal tangga nada ini bisa berdiri didepan sana memandu pujian? terlebih sebelumnya aku membaca artikel tentang 'Worship Leader'. Aku semakinnn ga PD)....

Betapa bersyukurnya aku, begitu banyak yang memperhatikan dan mempedulikan pelayanan ini. Di tengah kekuranganku pun mereka masih tetap memberi masukan yang menguatkan dan menyemangati hidupku. Bisikan yang kudengar ' Dek, Semangat. Tuhan tahu isi hatimu, berdirilah teguh! ; Dek, sudah baguss ayo tingkatkan lagi keluarkan suaramu sebab yang akan mendengarkanmu ada 300-an orang banyaknya nanti! ; Dek, PD saja kalau ada yang salah kata tetap enjoy, nikmati setiap kata demi kata karena mu yang akan membawa jemaat menikmati Dia. Dek, Tuhan memampukanmu ya (sambil memelukku). Sungguh pelukan yang menenangkan '. 

Saat hari H dan pembicara nya adalah Kak Triawan Wicaksono (Sekjen PERKANTAS Nasional) begitu hikmat membawakan firman dan tidak sedikit yang terhanyut dan menitikkan air mata seraya melihat harapan baru ditengah dunia kelam dengan kacau balaunya dalam berbagai aspek kehidupan kita. Kadang sempat mikir, gimana mungkin aku harus berusaha memikirkan orang lain (yang notaben nya bukan sekeluarga/sedarah denganku) sementara aku juga masih berjuang untuk diriku ? Tapi Tuhan panggil dan pakai untuk mengerjakannya. Kita bersama menjadi rekan sepelayanan-Nya. Jatuh dan Bangun, Sehat dan Sakit, Tawa dan Tangis, Suka dan Duka semuanya Dia pakai untuk memperlengkapiku, menguatkanku, dan mendewasakan imanku. Again, Praise The Lord! <3

dan Ya, Alkitab berkata 'Dia memanggil kita bukan karena kuat dan hebat kita, melainkan bagaimana kita menggunakan kelemahan  dan pengalaman kita menjadi kekuatan dan saksi bagi-Nya. Dia tidak meminta untuk kita melakukan yang sempurna, tapi Dia meminta kita 'Beritakanlah Kabar Keselamatan, sampai ke ujung dunia merasakan KASIH-NYA.' Seperti 1 Timotius 4 : 12 katakan : " Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu ". 

Akhir kata, terimakasih untuk:
Kak Triawan Wicaksono sebgaian Pelayan Firman
Staff  (Ka Togi, Ka Fris, Ka Ket, Bang Bet) yang terus mendampingi kami selama persiapan
Panitia yang ambil bagian dalam pelayanan ini (Doa dan Kerja Cerdasnya)
Pelayan Acara yang sudah mengemas tata ibadah dengan sebaik-baiknya
Buat koordinator acara 
Buat Tim Worship ( Bang Herbet, Bang Ari dan Andi sbg pemusik. Sarina, Meyer, dan Wanly sebagai Song leader )
Buat seluruh PAK yang mendukung dalam doa dan dana serta persiapan lainnya
Dan seluruh Jemaat yang meringankann langkah dalam perayaan NATAL PERKANTAS PADANG 2018


With love,
Selli Marianita Simatupang

Selasa, 09 Oktober 2018

KKN Essaystory


WE GO , WE SERVE , WE LOVE
                                                                       
Oleh: Selli Marianita Simatupang
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan sebuah kegiatan pengabdian masyarakat oleh mahasiswa/i perguruan tinggi Negeri/Swasta dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu setingkat desa. Pelaksanaan KKN menjadi salah satu hal yang patut disoroti karena termasuk dalam kegiatan intrakulikuler yang memadukan tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyrakat.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Andalas 2018 yang bertempat di Desa Sidomakmur, Kec.Sipora Utara Kep. Mentawai mengambil tema Nagari Development Center (NDC) yang diarahkan oleh pihak PU-KKN Universitas Andalas bertujuan untuk mendemonstrasikan kepada masyrakat tentang percepatan pembangunan nagari yang ada di Sumatera Barat dengan memberdayakan dana desa yang dilakukan untuk perencanaan dan analisa program, sehingga berdampak terhadap ekonomi masyarakat secara langsung  dan mempersiapkan daya saing dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) wilayah Kep. Mentawai yang menjadi lokasi strategis pariwisata mancanegara.
Desa Sidomakmur terdiri dari 3 Dusun yaitu Sinabak, Boleleu, dan Makkodiai dengan sumber mata pencaharian masyarakat yang beragam dan beragam pula suku budayanya. Pada Minggu pertama sampai di lokasi KKN ini, kegiatan saya  didampingi 3 orang teman dari Fakultas Pertanian bersama dengan penyuluh Kemensos (Kementrian Sosial) Kep. Mentawai bekerjasama untuk mengajak masyrakat Sidomakmur memanfaatkan lahan marginal untuk dijadikan sebagai lahan penanaman Ubi Kayu guna mengembalikan fungsi lahan yang sempat tidak terawat (luput dari perhatian) dan  penambah pendapatan masyrakat dalam  Kelompok Tani. Selain dengan mensosialisasikan cara menanam ubi kayu yang baik dan benar untuk meningkatkan produktivitas lahan, kegiatan ini dibarengi dengan sosialisasi pengelolaan keuangan masyarakat yang sebagian besar menerima bantuan dana sekolah dari pemerintah sehingga dapat di alokasikan dengan baik terhadap kebutuhan rumah tangga, sekolah anak, gizi anak dan tabungan keluarga. Pada waktu yang sama juga melakukan sosialisai perbaikan gizi anak yang ada di desa Sidomakmur.  Saya sangat bersyukur karena masyrakat Sidomakmur adalah masyrakat yang menerima, ramah dan perhatian terhadap mahasiswa/i KKN Universitas Andalas.
Hidup dalam masyrakat yang sebelumnya tidak pernah berfikir untuk bertemu mereka, bahkan tidak pernah membayangkan dapat melakukan berbagai kegiatan dalam wadah pengabdian masyrakat di desa ini menjadi salah satu hal yang saya syukuri. Lingkungan masyarkat yang saling mendukung, tolerasi beragama yang sangat baik menjadi acuan saya bertindak untuk melakukan hal-hal baik lainnya. Menerima dan diterima, menghargai dan dihargai, memberi dan diberi, mengasihi dan dikasihi yaaa hal-hal itu menjadi hal yang tidak asing bahkan membuat haru perjalanan KKN saya. Menatap indahnya langit dan pesona bumi Mentawai menjadi bonus khusus bagi saya. Namun masih ada beberapa yang sangat saya sayangkan, karena pengelolaan lahan dan tata ruang wilayah ini yang belum memadai. Besar harapan bahwa pemerintah Sumatera Barat mau mengambil bagian untuk pengembangan wilayah ini menjadi sebuah desa yang dapat mewujud nyatakan program KKN “Nagari Development Center” dalam upaya pemerataan antar golongan masyrakat dan pemerataan antar wilayah sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kreatif yang didukung oleh sarana infrastruktur yang diperlukan.
Selain itu banyak program yang turut saya kerjakan bersama dengan teman-teman seperjuangan lainnya, banyak belajar dari mereka dan cara hidupnya ketika tinggal serumah selama KKN. 21 Orang dengan isi kepala yang berbeda dengan waktu yang tergolong singkat untuk mengenali mereka secara pribadi, namun saya bersyukur memiliki teman seperti mereka. Saling membangun dan memotivasi, bekerjasama , bahkan menegur ketika salah. Saya juga menikmati waktu pengenalan kepada masyarakat dari masa survey hingga akhir. Mengenali sejarah desa dan potensi desa ini menjadi sebuah hal yang luar biasa bagi saya bisa mendengar dan didengarkan ketika berbagi. Menemui warga kerumah-rumah untuk sekedar bercengkrama, membantu pekerjaan mereka sehari-hari seperti mencanting dan memproduksi keripik khas mentawai (Keladi/talas, Jambu, Nangka, Ubi,Sukun). Melakukan aksi menginspirasi kepada anak TK akan pentingnya pengenalan buah dan sayur untuk peduli gizi seimbang, kepada anak SD memotivasi agar mengenali potensi diri dan semangat bercita-cita, bahkan anak SMA untuk memotivasi siswa/i dalam melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi “long life education” hehe.. Serta berbaur kepada masyrakat.
Menjelang akhir, mahasiswa/i KKN Universitas Andalas diminta oleh aparatur desa untuk tetap tinggal hingga HUT Kemerdekaan RI-73. Itu adalah pengalaman berharga ketika dipercayakan dari Desa Sidomakmur kepada Univeristas Andalas dalam mengangkat acara perayaan HUT Kemeredekaan RI-73 yang berlangsung sejak tanggal 13-17 Agustus 2018. Mulai dari susuan panitia, rencana pelaksanaan acara, peralatan dan perlengkapan, bahkan pengumpulan dana kita lakukan bersama-sama dengan berkoordinasi terhadap aparatur desa lainnya. Saya baru menyadari betapa berharganya saya menjadi mahasiswa ditengah masyarakat ini. Entah apa yang dipikirkan masyrakat, lembaga/konstitusi sehingga betapa diseganinya kami dengan status “mahasiswa”. Lagi-lagi menjadi hal yang sangat saya syukuri bertemu dan mengenal serta berbagi dengan mereka. Pernyataan kebanggan “Mahasiswa adalah agent of changes” menjadi hal yang menyadari status kemahasiswaan ini menjadi dasar pertumbuhan masyarakat dan kemajuan bangsa dimasa mendatang.
Keberlangsungan acara perayaan HUT Kemerdekaan RI-73 ini menjadi cermin diri dari masyarakat setempat dan kami mahasiswa/i KKN Universitas Andalas. Antusias masyarakat dari anak-anak hingga dewasa sangat luarbiasa bahkan turut mengambil bagian dalam setiap bidang kegiatan, sehingga sebagai panitia juga sangat semangat untuk melaksanakannya. Malam menjelang perayaan tersebut usaha dan kerja keras panitia  perlengkapan bahu-membahu hingga larut malam demi keberlanjutan acara ini. Panitia acara memanajemen waktu kegiatan sedemikian rupa, tim dana yang tidak kalah tangguh berkeliling untuk memaksimalkan perayaan, dan seluruh elemen masyrakat yang mendukung hingga pada akhirnya acara ini dikatakan “sangat sukses”. Perayaan HUT Kemerdekaan RI ditutup dengan pelaksanaan Upacara Kemerdekaan RI pada hari Jumat,17 Agustus 2018 lalu. Keharuan itu semakin nyata ketika anak-anak masyarakat berbondong-bondong menghampiri saya dengan salam perpisahannya masing-masing. Ada yang memberi kenang-kenang bahkan ada yang berpuisi ria menyampaikan salam pisahnya hehe drama banget tapi saya yakin itulah isi hati mereka. “Kak, kalau ada waktu main kesini ya.. ; Kak, apa itu kuliah ? ; Kak, tahu kenapa cuaca mendung dan ada badai? Karena kami belum siap melepas kepergian kakak...” Yaampun sedihnya menusuk ulu hatiku, lalu saya bercerita kepada mereka dan memberikan semangat untuk memotivasi mereka menggapai cita-citanya serta menjadi orang yang berguna dimanapun ditempatkan nantinya. Pada saat itu saya meyakini bahwa kegiatan KKN ini sungguh bermanfaat untuk mahasiswa/i yang bersedia dari hati yang terdalam melakukannya. Yaaa saya menyebutnya “We Go, We Serve, We Love”. Ketika kami diutus Kampus untuk mengabdi maka kami pergi, kami melayani, dan kami mengasihi seluruh elemen masyarakat yang ada di dalamnya.
Terimakasih kepada Tuhan untuk kesempatan ini. Terimakasih kepada pihak PU-KKN yang telah menempatkan saya dan teman-teman di desa ini. Terimakasih kepada teman-teman se-per-KKN-an saya, untuk tenaga, waktu, pikiran, hati dan perngorbanan selama 47 hari kita mengabdi bersama di Desa Sidomakmur.




Senin, 06 Agustus 2018

Sesuatu Yang Belum Usai




Ternyata menjadi semakin tua itu berat...
Kemanapun beranjak harus memiliki tujuan,
ada saja tuntutan...
Terkadang manis dan sedap untuk didengar,
namun setiap kali badai masalah menerpa tidak jarang keluh kesah tersirat...
Namun, kucoba berlari dari keramaian menuju keheningan
untuk berlutut menghadap-Nya sumber pengharapan dan kekuatan...
Sejenak bersandar dalam Kasih-Nya, legaa... Tenang...
Akhirnya aku sadar, masalah itu bukan penghalang
tapi untuk memberitahuku bahwa aku sedang naik satu langkah lagi
ohhh iyaaa... Semangattt harus kuat...
Karena ku akan naik kelevel yang lebih tinggi pikirku
kusebut ia “Kedewasaan”...
Usai itu, aku kembali melanjutkan perjalanan...
Perjalanan yang belum usai...
Diujung jalan ia menunggu...
Untuk ku gapai, melambung tinggi... Kisah kasih dari sebuah cita-cita...

Kupersembahkan pelayanan terbaik yang mampu aku lakukan
untuk Menyenangkan-Nya, Memuliakan  Dia,
pencipta semesta yang tidak terbatas...
Ditengah keterbatasanku sebagai manusia yang lemah dan rapuh...

Dengan pertolongan-Nya akan kususuri disetiap sudut jalan itu...
Iyaa sesuatu yang belum usai...

Terimakasih Tuhan untuk hidupku...
                                                          

  with love,
Selli Marianita Simatupang



Suatu Ketika...

Suatu Ketika . . . Dia tidak sempurna. Pun, aku sama saja. Kami hanya berusaha saling menerima. Mengurai masa lalu. Mengikhlaskan kecewa. Ba...