Minggu, 14 Juli 2019

Butuh Penghasilan Tambahan? Chek this out!









Berikut 👆👆👆 adalah Profil calon Leader kamu!!!

Jika kamu ingin memiliki bisnis sendiri, dengan waktu yang fleksibel, GRATIS BIAYA PENDAFTARAN...

Klik 👉👉👉 Personal Beauty Store Saya 

Cukup hanya bermodalkan :
- Usia Minimal 18 Tahun (Sudah memiliki KTP/Surat Keterangan)
- Foto KTP
- Memiliki Gadget (HP/Laptop)
- Memiliki Sosmed (IG/FB) dan Alamat Email aktif
- Bersedia mengikuti Training dan Bertanggung Jawab 

Daftar segera, jangan hanya menunggu dan jadi penonton 👌👌👌

Berikut inii 👇👇👇 Hadiah Welcome Program Oktober dan Business Campaign yang bisa kamu nikmati bulan ini!!! Untuk info lebih lanjut, hubungi WA dengan klik http://bit.ly/TanyaSelli







Selasa, 16 April 2019

Sexy Kiler in My View


Tulisan ini hanya pandanganku saja. Maaf, tidak berniat untuk menyindir orang lain atau menyalahkan orang lain. 

Hallo, aku hanya seorang mahasiswi yang beberapa hari ini diresahkan dengan film yang di share oleh banyak orang melalui social media . Saat ini aku sedang tidak marah, tidak emosian, atau bahkan bukan orang yang undur diri dan memilih golput karena melihat kenyataan dalam film dokumenter ini. Bahkan untuk menulis ini juga bagian dari doaku agar aku tidak menggebu-gebu dalam emosi melainkan berhikmat untuk memandangnya. 

Terimakasih kepada saudara/i team dari 'Greenpeace Indonesia, Jaringan Advokasi Tambang bersihkan Indonesia' yang sudah berjuang untuk mengusut kasus ini. Menurutku secara pribadi ini terjadi karena para relawan ini sudah sangat resah akan kerusakan, korban jiwa, penderitaan yang terjadi yang melibatkan berbagai aspek kehidupan di daerah sekitar tambang yang tidak kunjung direspond secara bijaksana dan bertanggung jawab . Atau ada pihak/oknum yang bertujuan lain.

Belakangan ini menjelang pemilu berapa banyak dari kita (netizen) yang telah menghabiskan waktunya dengan mencari informasi 'siapa paling benar, siapa paling pantas' untuk menduduki kursi presiden periode mendatang? Berapa banyak dari kita yang sudah menghabiskan waktunya untuk menghujat? Menyalahkan? Menyakiti teman-teman karena lisan? Membangga-banggakan salah satu paslon? Lalu bagaimana anggota legislatif lain DPD, DPR ? Mereka penting bukan? Sudah kita perlakukan sama kah mereka dengan capres/cawapres? Bukankah nantinya mereka yang mewakili kita untuk meneruskan aspirasi kita ? Yang katanya akan membela kita sesuai daerah kita? 
Lalu apa motif film ini dimunculkan dimasa minggu tenang kampanye?

Beberapa waktu lalu, temanku yang baru menonton ini mengatakan bahwa film ini tidak untuk konsumsi publik bahkan hanya ditonton oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk membuka mata kita terhadap kondisi ini. Jikapun akan dipertontonkan ke publik, dia bilang mungkin setelah pemilu usai. Tapi 2 hari ini film ini menjadi konsumsi publik. Lalu aku melihat dan membaca postingan teman-teman yang menyatakan 'Karena menonton ini banyak yang memilih GOLPUT'. Bukannya tidak memilihpun adalah pilihan ?

Oiya, Kamu? Iyaaa kamuuuu... Sudah tonton film 'Sexy Killer'? Apa reaksimu? Apa yang kamu fikirkan?

Maaf, kalau aku harus menulis ini. Karena akupun bersalah dalam hal ini. 

Menyadari pembangunan ini terjadi dan dilakukan semakin besar karena memang kebutuhan masyrakat yang mendesak akan keadilan dalam pengadaan alat penerang, alat-alat kesehatan, mesin-mesin, dan segala aspek yang membutuhkan listrik untuk memperlancar cara kerjanya agar dapat dimanfaatkan dengan baik. Lalu? Iya, pun kita sudah memahami teori kehidupan ' Sesuatu pencapaian besar dapat berhasil juga karena ada hal-hal besar yang harus dikorbankan'. Apakah kehilangan nyawa dan penderitaan sebagian masyrakat termasuk berkorban? *ini aku bertanya, menurutmu bagaimana?* Pada satu sisi, ada pihak yang diuntungkan bahkan kekayaan semakin melimpah, namun disisi lainnya ada masyrakat yang terancam kesehatannya, penghasilan/ekonomi dalam rumah tangganya, kehilangan lahannya yang tidak berfungsi optimal karena pengaruh pertambangan. Dalam kata lain, menderita atas kebijakan pembangunan dan pertambangan tersebut yang sebagian kita tutup mata. Iya kan?

Lalu berapa banyak dari kita yang menyadarkan diri setelah menonton film dokumenter 'Sexy Killer' yang berdoa dan memohon ampun karena melewatkan beberapa bagian kehidupan yang tidak pernah menjadi perhatian khusus kita. Misalnya :
- Menyadari bahwa menjadi orang pintar itu memang perlu, tapi menjadi orang baik dan jujur itu lebih dibutuhkan. 
- Menyadari bahwa pendidikan karakter jauh lebih dibutuhkan, agar ketika jadi seorang pemimpin tidak menyalah gunakan jabatan kita demi kepuasan diri. 
- Menyadari, bahwa pendidikan itu penting. Supaya kita ga di tipu oleh orang lain lantas menyalahkan orang lain juga karena kebobrokan kita sendiri. Iya kan?
- Karena aku masih seorang pelajar yang kebetulan dibagian pertanian maupun lingkungan dan tanah , sadar kalau masa-masa di ruang kuliah tersebut perlu meskipun terkadang kita hanya mengenal teorinya. Sampai aku berfikir ' Oh HGU? Ini fungsinyaa dalam skala luas yaa.. AMDAL? Oh ini dampaknya ' belum lagi aspek tanah, pertanian, sosial ekonomi,kesehatan, lingkungan yang membuat mataku terbelalak menonton ini. Aku fikir semua aspek itu perlu sebagai apapun kamu dan jurusan apapun kamu, pasti bagian ini jadi salah satu sorotanmu. 
- Jika kamu kaum muda yang sedang membaca ini, Sudah menyadarikah hemat listrik itu PERLU, lihat saja dampaknya.. Mau berapa banyak korban jiwa yang kita jatuhkan karena hasrat diri kita akan LISTRIK tak bisa dikontrol dengan baik sesuai kebutuhan? Sebenarnya ini hal paling signifikan, KEBUTUHAN AKAN LISTRIK dan CARA KITA MEMPERGUNAKANNYA. 

Adakah yang bernasib sama denganku ketika harus berdebat dengan Bapak atau Mama karena penggunaan listrik? Hehe saat itu aku memang masih SMP dan orangtuaku bilang 'SOK TAHU KAMU' dan dua minggu kemudian nyata yang aku sampaikan tentang korslet listrik atau meledaknya saklar. Aku berharap orangtuamu tidak seperti itu kini, kalau iya berbicaralah baik-baik. Adakah yang bernasib sama denganku ketika memutuskan sambungan listrik dan mematikan lampu karena hari sudah terang, mencabut stok kontak dari saklar langsung ditatap sinis oleh teman ? Atau bahkan ada yang bilang ' GAPAPALAH KAN BUKAN KITA YANG BAYAR!'. Ada yang bertemu dengan orang demikian? atau kamu yang menyebutkan demikian?

Lalu menyalahkan pemerintah karena adanya penambangan besar-besaran ? Eksploitasi lahan disana-sini , Transmigran yang menjadi korban eksploitasi, kerusakan lahan dan lingkungan hidup, kemerosotan tingkat kesehatan masyrakat, kerusakan terumbu karang, nelayan terlantar, perekonomian melemah. Lantas salahkan sana sini. Menuntut keadilan. Iyakan? Ternyata segalanya diawali dari diri kita sendiri.

Hufft aku lega sudah menyatakan ini. Maaf tulisan ini membosankan.
Teman-teman, boleh aku meminta? Meminta untuk kita semua.
Jadilah anak muda yang baik, yang terus memperbaiki karakter diri, yang tak melulu menyalahkan orang lain atas keadaan kita. Aku dan kamu, kita semua mari kita berjuang. Kitalah harapan bangsa ini. Teman-teman anak muda, kitalah besi panas yang harus berjuang agar dapat dibentuk menjadi sesuatu berguna dan bermanfaat, sebelum akhirnya waktu mulai mendinginkan besi lalu kita terlantar. Jadilah orang muda yang tak melulu memperdebatkan perbedaan dan SARA. Jadilah kita sebagai duta damai atas diri kita sehingga sikap hidup kita juga menjadi pendamai bagi orang lain. Sesederhana itu. Jadilah kita pemuda/i yang enggak baperan atas pernyataan satu orang lalu menyalahkan semua orang kaumnnya. Jadilah kita kaum muda yang mau dan siap belajar untuk beritegritas dalam hidup ini. 


250 juta jiwa dengan 250 juta pemikiran yang berbeda. Itu tidak mudah melakukannya. Hanya saja dapat kita mulai dari diri kita sendiri. Mari berefleksi bersama 'Untuk apa aku hidup di dunia ini? Kemana aku setelah ini?' KITA SEMUA BERHARGA, SEBAGAI APAPUN KITA SAAT INI. Semogalah kita yang terus berpengharapan kepada Sang Pencipta. Semogalah Tuhan memampukan kita dalam keterbatasan kita bertindak. Semogalah Tuhan memimpin kita seturut iman kita. Akhir kata, Terimakasih sudah bersedia membaca tulisan ini ya. GOD BLESS US.

KARENA MASA DEPAN SUNGGUH ADA, DAN HARAPANMU TIDAK AKAN HILANG
AMSAL 23 : 18

Sabtu, 23 Maret 2019

Hadiah Terbesar - 23/30 Hari Bersama Kitab Yakobus


23/30 Hari Bersama Kitab Yakobus
Yakobus 4 : 7-10

        Aku ingat sewaktu kecil aku senang mewarnai ayat-ayat dan perintah yang aku suka, bagian Alkitab yang enak didengar dan mudah untuk ditaati. Alkitabku bisa dibilang cukup bersih, karena ada banyak kebenaran yang tidak mudah aku terima dan terapkan, dan karenanya, aku memilih untuk mengabaikannya. Lagipula, mengapa aku harus mengasihi sesamaku seperti diriku sendiri (Markus 12:31) jika aku bisa saja berfokus untuk mengasihi diriku sendiri? Mengapa aku harus lebih dahulu mengampuni (Matius 18:22) orang-orang di sekitarku saat orang-orang itu bersikap kejam kepadaku? Mengapa aku harus hidup dalam damai (Roma 12:18) jika aku bisa berdiri sendiri dan memilih siapa yang harus aku singkirkan? Pergumulan yang sungguh tidak mudah.
   
        Terus terang saja, tunduk kepada Allah—baik kepada firman-Nya atau pribadi-Nya—lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Dibutuhkan komitmen yang besar untuk menyingkirkan keegoan kita dan hak-hak yang menurut kita sudah selayaknya kita dapatkan, demikian pula untuk taat kepada Tuhan dengan kerendahan hati. Mengakui kedaulatan Tuhan dan percaya bahwa Dia tak pernah gagal, bukan sesuatu yang gampang diterapkan. Kita bisa merasa takut, apalagi saat menyadari bahwa mempercayai Tuhan itu berarti melepaskan kendali atas situasi yang sedang kita hadapi. Dunia dan daging kita secara konsisten terus menggoda kita dengan dusta, mengatakan bahwa akan lebih baik dan menyenangkan bila kita tetap mengendalikan situasi dan membuat keputusan-keputusan yang memuaskan keinginan dan harga diri kita yang egois.

        Meski demikian, Yakobus mengajar kita untuk tunduk kepada Tuhan dengan kerendahan hati (ayat 7). Aku bersyukur bahwa Yakobus tidak sekadar meninggalkan kita dengan sebuah perintah tanpa banyak penjelasan tentang bagaimana menaati perintah itu. Yakobus di sini menyediakan kita langkah demi langkah prosesnya dan menyimpulkan semuanya dengan tema yang sama tentang ketaatan yang rendah hati dalam ayat 10. Sebelumnya, Yakobus sudah menyoroti tentang konsekuensi persahabatan kita dengan dunia (Yakobus 4:4). Sekarang, ia mengingatkan kita bahwa penundukan diri yang ditunjukkan melalui ketaatan kita kepada Tuhan itu harus dilakukan dengan sengaja. Dibutuhkan perubahan total dalam hati—sebuah resolusi untuk mencintai Tuhan daripada dunia. Yakobus menantang kita untuk mengesampingkan keinginan kita, mempertimbangkan dan melakukan apa yang Tuhan mau kita lakukan.

    Kita diberitahu untuk tunduk dengan dua pendekatan—dengan melawan iblis (ayat 7b), dan mendekat kepada Allah (ayat 8a). Melawan berarti menolak dengan kesadaran penuh, aktif dan terus-menerus. Kita seperti sedang berperang melawan iblis, menangkis setiap tuduhan dan dusta yang ia lemparkan, dan pada akhirnya menang melawan godaan. Menjauh dari iblis, kita berbalik arah dan mendekat kepada Allah. Ini dapat dilakukan melalui doa dan membaca firman-Nya. Datang mendekat kepada Tuhan mengharuskan kita untuk menahirkan tangan kita dan menyucikan hati kita (ayat 8b). Kita harus melakukannya dengan fokus yang jelas dan tekad yang kuat—kita tidak lagi mengizinkan hati kita goyah dan kembali pada kondisi lama kita yang berdosa.

        Semua tindakan ini menyimbolkan usaha luar dalam yang kita lakukan demi berdamai dengan Allah. Sebuah instruksi untuk membersihkan apa yang tidak tampak (pikiran kita) dan juga apa yang tampak (perbuatan) kita. Bahkan faktanya, diri kita yang berdosa itu begitu kotor dan menjijikkan di hadapan Tuhan sehingga kita diperintahkan untuk “Sadari kemalanganmu, berdukacita dan merataplah” (ayat 9). Sebab itu, memilih untuk datang kepada Tuhan dalam pengakuan dan pertobatan adalah tindakan yang berharga. Pada saat itulah pengudusan mulai terjadi.

        Melakukan semua hal di atas mungkin terdengar sulit dan melelahkan, tetapi Yakobus melanjutkan suratnya untuk meyakinkan kita tentang hadiah yang akan kita terima. Saat kita mendekati Tuhan dengan tangan yang bersih dan hati yang sudah disucikan, kita tidak sekadar menerima pujian. Kita menerima hadiah terbesar—Tuhan sendiri—saat Dia datang mendekat kepada kita (ayat 8).
Secara pribadi, selalu mengarahkan mataku pada upah yang luar biasa ini menyemangatiku untuk datang kepada Tuhan setiap hari dalam ketaatan dan pertobatan saat aku memilih untuk menyerahkan kehidupanku kepada-Nya. Kiranya hadiah terbesar itu menyemangati kamu juga. —Constance Goh, Singapura

       Sharing diatas sangat mengena dihatiku saat aku sedang bergumul dengan panggilan kekristenanku, semoga berkenan juga bagi kamu yang membaca. Bahwa memang semua hanya karena Proses. Jika tidak dinikmati, maka memang semua akan terasa berat. Tapi percayalah, kalau kita FOCUS ON GOD, dan dengan jujur berkata dengan Dia mengenai keterbatasan kita, pasti Tuhan akan mampukan. Selamat melawan egoisme, dan hidup dalam kasih. Tuhan memberkati kita 🙏


x

Suatu Ketika...

Suatu Ketika . . . Dia tidak sempurna. Pun, aku sama saja. Kami hanya berusaha saling menerima. Mengurai masa lalu. Mengikhlaskan kecewa. Ba...