Selasa, 16 April 2019

Sexy Kiler in My View


Tulisan ini hanya pandanganku saja. Maaf, tidak berniat untuk menyindir orang lain atau menyalahkan orang lain. 

Hallo, aku hanya seorang mahasiswi yang beberapa hari ini diresahkan dengan film yang di share oleh banyak orang melalui social media . Saat ini aku sedang tidak marah, tidak emosian, atau bahkan bukan orang yang undur diri dan memilih golput karena melihat kenyataan dalam film dokumenter ini. Bahkan untuk menulis ini juga bagian dari doaku agar aku tidak menggebu-gebu dalam emosi melainkan berhikmat untuk memandangnya. 

Terimakasih kepada saudara/i team dari 'Greenpeace Indonesia, Jaringan Advokasi Tambang bersihkan Indonesia' yang sudah berjuang untuk mengusut kasus ini. Menurutku secara pribadi ini terjadi karena para relawan ini sudah sangat resah akan kerusakan, korban jiwa, penderitaan yang terjadi yang melibatkan berbagai aspek kehidupan di daerah sekitar tambang yang tidak kunjung direspond secara bijaksana dan bertanggung jawab . Atau ada pihak/oknum yang bertujuan lain.

Belakangan ini menjelang pemilu berapa banyak dari kita (netizen) yang telah menghabiskan waktunya dengan mencari informasi 'siapa paling benar, siapa paling pantas' untuk menduduki kursi presiden periode mendatang? Berapa banyak dari kita yang sudah menghabiskan waktunya untuk menghujat? Menyalahkan? Menyakiti teman-teman karena lisan? Membangga-banggakan salah satu paslon? Lalu bagaimana anggota legislatif lain DPD, DPR ? Mereka penting bukan? Sudah kita perlakukan sama kah mereka dengan capres/cawapres? Bukankah nantinya mereka yang mewakili kita untuk meneruskan aspirasi kita ? Yang katanya akan membela kita sesuai daerah kita? 
Lalu apa motif film ini dimunculkan dimasa minggu tenang kampanye?

Beberapa waktu lalu, temanku yang baru menonton ini mengatakan bahwa film ini tidak untuk konsumsi publik bahkan hanya ditonton oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk membuka mata kita terhadap kondisi ini. Jikapun akan dipertontonkan ke publik, dia bilang mungkin setelah pemilu usai. Tapi 2 hari ini film ini menjadi konsumsi publik. Lalu aku melihat dan membaca postingan teman-teman yang menyatakan 'Karena menonton ini banyak yang memilih GOLPUT'. Bukannya tidak memilihpun adalah pilihan ?

Oiya, Kamu? Iyaaa kamuuuu... Sudah tonton film 'Sexy Killer'? Apa reaksimu? Apa yang kamu fikirkan?

Maaf, kalau aku harus menulis ini. Karena akupun bersalah dalam hal ini. 

Menyadari pembangunan ini terjadi dan dilakukan semakin besar karena memang kebutuhan masyrakat yang mendesak akan keadilan dalam pengadaan alat penerang, alat-alat kesehatan, mesin-mesin, dan segala aspek yang membutuhkan listrik untuk memperlancar cara kerjanya agar dapat dimanfaatkan dengan baik. Lalu? Iya, pun kita sudah memahami teori kehidupan ' Sesuatu pencapaian besar dapat berhasil juga karena ada hal-hal besar yang harus dikorbankan'. Apakah kehilangan nyawa dan penderitaan sebagian masyrakat termasuk berkorban? *ini aku bertanya, menurutmu bagaimana?* Pada satu sisi, ada pihak yang diuntungkan bahkan kekayaan semakin melimpah, namun disisi lainnya ada masyrakat yang terancam kesehatannya, penghasilan/ekonomi dalam rumah tangganya, kehilangan lahannya yang tidak berfungsi optimal karena pengaruh pertambangan. Dalam kata lain, menderita atas kebijakan pembangunan dan pertambangan tersebut yang sebagian kita tutup mata. Iya kan?

Lalu berapa banyak dari kita yang menyadarkan diri setelah menonton film dokumenter 'Sexy Killer' yang berdoa dan memohon ampun karena melewatkan beberapa bagian kehidupan yang tidak pernah menjadi perhatian khusus kita. Misalnya :
- Menyadari bahwa menjadi orang pintar itu memang perlu, tapi menjadi orang baik dan jujur itu lebih dibutuhkan. 
- Menyadari bahwa pendidikan karakter jauh lebih dibutuhkan, agar ketika jadi seorang pemimpin tidak menyalah gunakan jabatan kita demi kepuasan diri. 
- Menyadari, bahwa pendidikan itu penting. Supaya kita ga di tipu oleh orang lain lantas menyalahkan orang lain juga karena kebobrokan kita sendiri. Iya kan?
- Karena aku masih seorang pelajar yang kebetulan dibagian pertanian maupun lingkungan dan tanah , sadar kalau masa-masa di ruang kuliah tersebut perlu meskipun terkadang kita hanya mengenal teorinya. Sampai aku berfikir ' Oh HGU? Ini fungsinyaa dalam skala luas yaa.. AMDAL? Oh ini dampaknya ' belum lagi aspek tanah, pertanian, sosial ekonomi,kesehatan, lingkungan yang membuat mataku terbelalak menonton ini. Aku fikir semua aspek itu perlu sebagai apapun kamu dan jurusan apapun kamu, pasti bagian ini jadi salah satu sorotanmu. 
- Jika kamu kaum muda yang sedang membaca ini, Sudah menyadarikah hemat listrik itu PERLU, lihat saja dampaknya.. Mau berapa banyak korban jiwa yang kita jatuhkan karena hasrat diri kita akan LISTRIK tak bisa dikontrol dengan baik sesuai kebutuhan? Sebenarnya ini hal paling signifikan, KEBUTUHAN AKAN LISTRIK dan CARA KITA MEMPERGUNAKANNYA. 

Adakah yang bernasib sama denganku ketika harus berdebat dengan Bapak atau Mama karena penggunaan listrik? Hehe saat itu aku memang masih SMP dan orangtuaku bilang 'SOK TAHU KAMU' dan dua minggu kemudian nyata yang aku sampaikan tentang korslet listrik atau meledaknya saklar. Aku berharap orangtuamu tidak seperti itu kini, kalau iya berbicaralah baik-baik. Adakah yang bernasib sama denganku ketika memutuskan sambungan listrik dan mematikan lampu karena hari sudah terang, mencabut stok kontak dari saklar langsung ditatap sinis oleh teman ? Atau bahkan ada yang bilang ' GAPAPALAH KAN BUKAN KITA YANG BAYAR!'. Ada yang bertemu dengan orang demikian? atau kamu yang menyebutkan demikian?

Lalu menyalahkan pemerintah karena adanya penambangan besar-besaran ? Eksploitasi lahan disana-sini , Transmigran yang menjadi korban eksploitasi, kerusakan lahan dan lingkungan hidup, kemerosotan tingkat kesehatan masyrakat, kerusakan terumbu karang, nelayan terlantar, perekonomian melemah. Lantas salahkan sana sini. Menuntut keadilan. Iyakan? Ternyata segalanya diawali dari diri kita sendiri.

Hufft aku lega sudah menyatakan ini. Maaf tulisan ini membosankan.
Teman-teman, boleh aku meminta? Meminta untuk kita semua.
Jadilah anak muda yang baik, yang terus memperbaiki karakter diri, yang tak melulu menyalahkan orang lain atas keadaan kita. Aku dan kamu, kita semua mari kita berjuang. Kitalah harapan bangsa ini. Teman-teman anak muda, kitalah besi panas yang harus berjuang agar dapat dibentuk menjadi sesuatu berguna dan bermanfaat, sebelum akhirnya waktu mulai mendinginkan besi lalu kita terlantar. Jadilah orang muda yang tak melulu memperdebatkan perbedaan dan SARA. Jadilah kita sebagai duta damai atas diri kita sehingga sikap hidup kita juga menjadi pendamai bagi orang lain. Sesederhana itu. Jadilah kita pemuda/i yang enggak baperan atas pernyataan satu orang lalu menyalahkan semua orang kaumnnya. Jadilah kita kaum muda yang mau dan siap belajar untuk beritegritas dalam hidup ini. 


250 juta jiwa dengan 250 juta pemikiran yang berbeda. Itu tidak mudah melakukannya. Hanya saja dapat kita mulai dari diri kita sendiri. Mari berefleksi bersama 'Untuk apa aku hidup di dunia ini? Kemana aku setelah ini?' KITA SEMUA BERHARGA, SEBAGAI APAPUN KITA SAAT INI. Semogalah kita yang terus berpengharapan kepada Sang Pencipta. Semogalah Tuhan memampukan kita dalam keterbatasan kita bertindak. Semogalah Tuhan memimpin kita seturut iman kita. Akhir kata, Terimakasih sudah bersedia membaca tulisan ini ya. GOD BLESS US.

KARENA MASA DEPAN SUNGGUH ADA, DAN HARAPANMU TIDAK AKAN HILANG
AMSAL 23 : 18

Suatu Ketika...

Suatu Ketika . . . Dia tidak sempurna. Pun, aku sama saja. Kami hanya berusaha saling menerima. Mengurai masa lalu. Mengikhlaskan kecewa. Ba...