Jumat, 10 Juli 2020

Menghadapi Badai Stress (Part 1)



10 Juli 2020
My dearest Selli,

Tulisan ini sebenarnya sudah sejak Oktober 2019 lalu ada dicatetanku, di dinding kamar kosku juga. Review jurnal/artikel ketika masa-masa "Menghadapi Badai Stress" (Saat itu stres krn penelitian TA).

Tadi malam aku memutuskan untuk tidur sendiri dikamarku lagi setelah sekian bulan tidur bareng temen2 wkwk ✌


Sepanjang hari ini gelisah, khawatir tp gatau kenapa. Dan ketika duduk, menatap dinding mataku tertuju dgn tulisan ini. Kupandangi sambil tersenyum dlm hati bilang "Baik bgt Tuhan itu ya, hanya krn kemurahan-Nya saja aku boleh ada sampai hari ini". Melihat tulisan ini, aku jg sadar betapa Tuhan tdk berhenti mengasihi aku, mengingat bagaimana aku lari dan terus mencari tempat bersembunyi tp Dia mengejar dan tdk membiarkanku berlarut. Dia pernah ada dlm masa itu, dan akan terus ada pada masa ini.

Oiyaaa, sejak pandemic ini sudah brp banyak kisah yang kita alami? Adakah yang berubah? Apakah perubahan itu membuat kita semakin melibatkan Allah atau justru menjauhi Dia? 😊

Mengutip Mzm 55 : 7  demikian " Pikirku: sekiranya aku diberi sayap seperti merpati, aku akan terbang mencari tempat yang tenang". Tulisan pemazmur yang saat itu sedang memohon pertolongan dan perhatian dr Allah ketika sdg cemas, tertekan, jiwanya seperti terancam.

We can relate dengan keadaan kita saat ini. Menyadari betapa kitapun dibuat cemas dengan situasi dan kondisi saat ini. Entah itu dlm hubungan pribadi, studi, pekerjaan, keluarga, dan banyak hal lainnya. Namun sekiranya kita boleh terus mengingat, kita tetap berada dalam kendali-Nya 😇

Point yang aku kutip Oktober lalu dr kalimat pemazmur ini adlh:
Jangan melakukan sesuatu yang menenangkan hanya sementara untuk melarikan diri, krn tidak ada satu produkpun yg dapat mengenyahkan masalah sepenuhnya.

Saat itu aku mengambil keputusan untuk melakukan:
Seperti Daud, aku harus mencari Allah ditengah kegelisahanku. Mencurahkan isi hatiku kepada Allah. "Tidak jadi masalah - pertanyaan, penderitaan, kemarahan yang menghujam bisa dilimpahkan kpd Allah yang tdk terbatas, krn Dia tdk akan terluka. Sebab kita berada dalam dekapan tangan-Nya".

Membaca bagian jurnal pribadiku tentang betapa Allah itu baik, membuat aku menyadari. Seberapa kuatpun aku berusaha, akan selalu ada hal-hal yang melemahkan dlm hidup ini. Seberapa positif pun aku berpikir, dunia akan terus mempertontonkan sisi negatifnya. Tapi, dengan BERSYUKUR membuat hidup menjadi LEBIH TANGGUH dari biasanya.

Terpujilah Tuhan 😊🙏😇
-Selli Marianita Simatupang-


Jika menurutmu tulisan ini memberkati banyak orang, jangan lupa bagikan yaaa 🤗
#SharingIsCaring

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hallo, Terimakasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar.Mohon Maaf komentarnya dimoderasi. Jikalau ada link hidup, dengan berat hati komentar saya hapus ya.

Suatu Ketika...

Suatu Ketika . . . Dia tidak sempurna. Pun, aku sama saja. Kami hanya berusaha saling menerima. Mengurai masa lalu. Mengikhlaskan kecewa. Ba...